Oleh Dilan
Hai bung, besok lusa, jika kalian mendapatkan sesuatu, maka pastikan itu sungguh karena kualitas dan kerja keras kita. Bukan karena “kasihan”, “balas jasa”, “titipan”, apalagi hingga “hasil menyuap”, “nepotisme”, dan sejenisnya.
Hidup ini sebentar saja kalau hanya soal posisi, jabatan, dan sebagainya. Kadang kita merasa sudah keren sekali, tapi orang orang boleh jadi tidak respect sama kita. Banyak contohnya, di kantor BUMN misalnya, ada yang mendadak jadi komisaris, titipan karena pernah berjasa secara politik. Mendadak jadi direktur, lagi lagi titipan karena punya relasi, hubungan. Dia mendapat respek? TIDAK. Bawahan, koleganya mungkin tersenyum saat di depannya, tapi seluruh gedung, seluruh perusahaan (termasuk tukang sapu) juga tahu, dia hanya berkualitas “titipan” saja.
Apapun yang besok lusa kita gapai, pastikan adalah hasil kerja keras, keringat, dan semua kehormatan yang kita miliki. Tidak mengapa jika posisi kita “rendahan” menurut orang lain, tapi semuanya adalah asli kerja keras kita. Bukan karena imbal jasa, terima kasih.
Saya pernah menemukan kasus, ada orang yang diterima bekerja dan diberikan posisi tinggi, gaji tinggi, fasilitas tinggi. Tapi cuma sebulan, orang ini memilih mundur. Kenapa mundur? Dia bilang, pemilik perusahaan tempat dia bekerja, menerimanya hanya karena kebetulan dia memiliki hubungan keluarga. Dia tidak mau dinilai dari sisi itu, dia mau diterima di sana karena memang kompeten, bisa bekerja dengan baik. Maka mundurlah dia (meski dibujuk berpuluh kali oleh pemilik perusahaan). Orang ini, adalah contoh seseorang yang memiliki kehormatan. Tidak ada salahnya jika dia tetap mau terus bekerja di sana, tapi menurut hati kecilnya, dia tidak mau menduduki posisi karena sekadar dianggap membawa keberuntungan. Dia mau dinilai dari kualitas sesungguhnya.
Di kasus lain, juga ada orang yang menolak sebuah posisi karena dia tahu posisi itu diberikan karena “balas jasa”. Menyesal menolaknya? Orang ini menggeleng mantap. Sama sekali tidak. Inilah orang-orang dengan harga diri.
Bung, dengan bekerja keras, tidak ada yang menjamin bahwa hidup kita akan sukses menurut kaca mata orang lain. Tapi percayalah, hanya dengan bekerja keras, kita bisa memastikan hati kita selalu lega dan lapang. Pun kalau besok-besok tetap begitu begitu saja, kita tetap bisa berbahagia, menghargai prosesnya, selalu membumi. Punya-lah harga diri dan kehormatan. Jika kita tahu persis posisi itu diberikan hanya karena “terima kasih” mending tidak. Lebih baik orang orang respek pada kita karena sesungguhnya kita, daripada kita bergaya, tapi orang orang no respect at all dengan kita.
Jangan kecil hati jika kita melihat orang orang punya “jalan pintas”, orang orang lain tertawa bahagia dengan posisi “titipan”, terlihat keren dengan jabatan “nepotisme”, karena sejatinya, mereka tidak akan pernah bertahan lama. Loyang tidak bisa dipoles seolah emas, kemudian dideretkan bersama emas lainnya, lama-lama akan ketahuan kualitasnya cuma loyang. Sementara emas, meski dilemparkan di atas tumpukan paling tidak berharga, hanya soal waktu, dia akan mendapatkan posisi terbaiknya.
Selamat datang generasi dengan pemahaman terbaik.