FPPI MAKASSAR KECAM PERNYATAAN REKTOR UNASMAN

8 kader FPPI Makassar telah melakukan unjuk rasa di  Jl Sultan Alauddin. Depan kampus 1 UIN Alauddin Makassar

Adapun poin tuntutan kader FPPI Makassar tersebut adalah mendesak Rektor Unasman untuk meminta maaf kepada seluruh kader FPPI, mencabut kembali statement komunis dan isis pada organ FPPI, dan kembalikan citra politik organisasi dan demokratisasi kampus melalui pemberian ruang berekspresi bagi kader FPPI di kampus unasman.

Dalam penyampaian orasinya massa menyayangkan tindakan pencelaan organisasi FPPI yang dilakukan rektor unasman.

Pada, Sabtu (31/12/2016) di depan Kampus I, UIN Alauddin Makassar.
Jendral Lapangan, Anas dalam orasinya meminta pihak universitas untuk memberikan sanksi kepada rektor tersebut berupa pemecatan.
"Kami ingin rektor tersebut mengakui perbuatannya dan meminta maaf kepada kami" kata Anas.(*)

Pesta Demokrasi Diakhiri Dengan Makan-Makan

Ditengah keramaian pesta demokrasi yang berlangsung di kampus, kusibukkan diri ini untuk menulis beberapa catatan penting yang terkait dengan momentum  tersebut.

Kita telah setuju mengatakan Demokrasi yang murni  adalah demokrasi yang berasal dari mahasiswa,oleh Mahasiswa, untuk mahasiswa, tetapi  kita sendiri juga yang menghancurkan makna demokrasi di kampus peradaban ini. Karena faktanya, suara mahasiswa hanya diwakili oleh ketua tingkat dan sekretaris . Padahal kalau kita mau menelisik lebih jauh hal tersebut, maka hal itu jauh dari kata demokrasi yang sesungguhnya melainkan demokrasi seperti itu layak disebut demokrasi terpimpin yang notabene otoriterianisme.

selain itu ada hal yang menarik  dari pesta demokrasi mahasiswa. Bahwa pesta demokrasi mahasiswa kebanyakan hanya di akhiri dengan makan-makan atau minum-minum di sebuah tempat dan diprakarsai oleh kandidat yang terpilih. ngumpul-ngumpul dikantin sambil berbicara omong kosong sudah menjadi tradisi disela-sela pesta demokrasi mahasiswa. Tradisi seperti ini menuai banyak kontroversi dari kalangan mahasiswa, karena, tradisi seperti itu hanyalah sebuah hal yang tak menguntungkan untuk kedepannya karena hanya membuang-buang uang dan waktu.

Sebaiknya yang perlu di kerjakan adalah berani belajar dari kepemimpinan sebelumnya, karena jika ada banyak hal yang tidak tercapai dalam kepemimpinan sebelumnya perlu di biacarakan. Kebanyakan pemimpin hanya mencari-cari keuntungan di dalam sebuah kekuasaannya.

Menurut saya, demokrasi ditingkatan mahasiswa tidak akan menjadi system yang baik selama mahasiswa tersebut masih bodoh. Misalnya saja kalau suara kita nurut terus sama ketua tingkat dan sekretaris (yang kebetulan masih bodoh), ketika salah satu calon kandidatnya kebetulan tidak berkompeten, dan ketua tingkat tetap memilih kandidat tersebut dengan alasan kenalannya, apakah dalam kasus ini mahasiswa harus tetap menuruti ketua tingkatnya? Bisa-bisa pemimpinnya bobrok. Kalo pemimpin bobrok siapa juga yang susah? 

maka dimana makna demokrasi sebenarnya?? ataukah demokrasi saat ini hanya sebuah nama saja, apakah demokrasi kita rela digadaikan hanya karena traktiran kandidat??? entahlah???

Oleh: Amarsyah


Kampus Yang Tak Kurindukan

Kampus tak selalunya berkaitan dengan urusan intelektual yakni, pertukaran ide ataupun transfer keilmuan, kampus yang sekarang tidak menjadi lagi tempat murni berbagi keilmuan.

 Justru apa yang sebenarnya ada didalam kampus? Orang yang sok tahu berbicara tentang hal-hal agama, politik, dan sosial, seperti soal-soal yang dikuasai. Setiap orang ingin jadi hakim yang selalu benar. Dosen disambut hangat kedatangannya lalu dicaci maki kepergiannya. Cerita omong kosong lebih berharga dibanding renungan intelek. Soal romantika dikalangan mahasiswi lebih diusut lebih mendalam daripada buku bacaan ringan. Penjual buku yang memanfaatkan status jabatan sebagai dosen dan mewajibkan mahasiswanya membelinya.

Tulisan Fokmad kali ini  akan menggambarkan sosok kampus yang nyaris gak ada indah-indahnya,beradab-adabnya, dan baik-baiknya sehingga mendorong mahasiswa tidak akan  merindukan kampusnya lagi setelah pulang ke kampungnya. Seperti judul tulisan ini "Kampus Yang Tak di Rindukan".

Tidak ada ruang yang hijau, tidak ada kebebasan berorganisasi, tidak ada kebebasan berpendapat, birokrasi yang kompleks, tidak ada dana kuliah yang murah, parkir pun dibayar, tidak ada buku gratis, makan gratis,kopi gratis, diskusi gratis, seminar gratis, bazaar gratis dan beberapa tahun kedepan lagi tidak ada yang gratis. Mungkin saat ini ada seminar gratis tapi gak akan berkualitas karena sangat sarat dengan kepentingan ekonomi dan politik... liat saja spanduk seminar yang sponsornya berjejeran dan tema nya begitu pro dengan status quo.
Ruang keilmuan kampus yang merupakan tempat pertukaran ide antara dosen dan mahasiswa tidak bisa dikatakan ruang keilmuan yang ideal karena ruang kelas tersebut jauh dari kata kelayakan. Lantai yang retak, proyektor yang terbatas, jendela pecah, kursi yang tak nyaman, dan berbagai masalah ruang kelas yang begitu kontra dengan humanisasi.

Oh kampus ku jangan salahkan mahasiswa kalian yang hanya tau kuliah pulang kos karena kampus sudah tidak ada daya tariknya lagi bagi mahasiswa tersebut. Rambut gondrong, celana robek, dompet tipis, badan kurus, muka suram, dan bersifat anarko merupakan antitesis dari kampus itu sendiri. Jika tesisnya kampus yang biadab maka sudah pasti antitesisnya adalah mahasiswa kayak gitu.

Oh tetapi apakah kampusnya saja yang biadab???. Maka kampus dan mahasiswa pun sama saja. Mahasiswa di kelas yang sibuk bermain hape dan tidak memperhatikan apa yang dosen jelaskan. Mahasiswi yang belajar hanya semalam sebelum ujian dan karena ujian, bukan karena mereka ingin tahu. Mahasiswa yang mencari angka-angka dalam selembar kertas dan bukan pengetahuan. Mahasiswa yang rela membolos untuk urusan mereka di luar sementara tidak rela masuk untuk menuntut ilmu. Begitu pula mahasiswa yang mengerjakan tugas sehari sebelum dikumpulkan. Tidak ada keinginan dan ketertarikan sama sekali dalam diri mereka. Tugas adalah beban. Itu saja. Dan hasil dari model semacam ini ya semacam itu. 

Ataukah seluruh fenomena ini hanya karena kesalahan pihak kampus? Ah entahlah mending saya tetap menghidupkan kampus ini dengan diskusi-diskusi gratisan saja dan untuk mengakhiri tulisan ini saya katakan

Lebih baik terpinggirkan daripada tenar cuman semalam
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html