KESADARAN DAN IDENTITAS
Oleh: Almubdy
Manusia dibangun akan kesadaran dan pengalaman, setidaknya identitas manusia yaitu berpikir dan bertindak. Namun kadang manusia cenderung membentuk suatu kesadaran yang nyatanya tidak menjadi solusi akan ketertindasan yang dia alami.
Sederhananya ketika kamu lapar akan mencari makanan tapi kamu tidak paham apakah hari esok saya akan dapat makan?. Keberagamaan ini yang kadang membentuk suatu kelas di masyarakat, rakyat kecil menganggap dirinya tidak tertindas karna orientasi kebutuhannya hanya berpacu pada makan dan minum, sedangkan para investor menganggap dirinya tertindas karna orientasi kebutuhan tidak berpacu pada makan dan minum.
Kesadaran yang dibentuk oleh individu-individu tersebut yang kadang membuat semakin terhisab dalam identitas yang menurutnya jelas namun tidak sadar dia semakin lama terbelenggu akan kebutuhannya.
Keberagamaan dan keselarasan mungkin mampu menjadi solusi akan hiruk pikuk nya dunia sekarang, kadang tokoh-tokoh atau kaum intelektual sudah bergerak untuk membagikan ceramah kepada kelas-kelas ini untuk sama-sama bergerak selaras namun tetap saja sulit dalam menyatukan pemikiran yang berbeda.
Pasti ada saja yang bertentangan akan penyelarasan ini pasti saja ada kontroversi atas suatu kebijakan, kadang manusia cenderung menyalahkan sesuatu tapi tidak paham akan masalah yang ia hadapi. Ketika negara memunculkan suatu aturan atau perintah kepada rakyat, kadang-kadang akan melahirkan sebuah kritikan namun kritikan yang kadang ditorehkan oleh sekelompok rakyat yang menganggap itu bukan bagian dari kebutuhan, sedangkan di sisi lain kelompok yang lain santai-santai saja.
Padahal seharusnya manusia akan tertarik berada di suatu keadaan ketika kelompok-kelompok tertentu menjadikan itu suatu kebutuhan. Sederhananya ketika muncul sesuatu yang baru manusia akan mencari tau hal itu dan menjadikan hal ini sesuatu yang menarik. Dan tak berselang berapa lama ketika hal itu sudah dianggap tidak menarik manusia akan mencari hal-hal baru yang mungkin bisa memunculkan identitas baru akan individu-individunya.
Stigma-stigma yang berada atas hal ini mungkin sederhana namun menjadi suatu masalah ketika individu tersebut tidak melakukan suatu upaya atas masalah yang nyata. Entah itu masalah kemiskinan, gizi buruk, buta huruf, pengangguran, kebodohan yang mendara daging. Kalo negara dibentuk akan kesadaran harusnya rakyat bergerak bersama dengan kesadaran, jangan bergerak akan identitas sampe 1000 kali pergantiaan pemimpin tak akan merubah bangsa dan negara ini yang katanya menyimpan segala kekayaaan akan alamnya namun dimiskinkan karna kebodohan yang mendara daging, mudah dihasut dengan isu identitas mudah di adu domba karna ras dan hancur karna candu akan agama.
Kesadaran yang dibentuk dan keberagamaan yang ada jangan menjadi masalah tapi jadilah sebuah solusi atas perbedaan itu. Jika perjuangan dan pergerakan manusia berada pada kesadaran fitrah manusia tidak hanya berpacu pada ekonomi dan kekuasaan. Perubahan pasti akan kita raih walaupun butuh waktu lama namun pasti, namun ketika orientasi manusia hanya masih berpacu dalam kerangka hal itu sampe dunia ini berada pada titik nol. Perubahan dan harapan kaum-kaum yang sadar tak akan tercapai. Kalo soekarno bilang berikan aku 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia, dan berikan aku 100 orang tua maka akan kucabut semeru dari akar-akarnya. Ini sebuah harapan sederhana namun mampu membawa perubahan. Karna tidak ada lagi pertentangan dan tidak ada lagi polemik semua bergerak untuk tujuan bersama. Hidup Rakyat,Hidup Manusia Yang Sadar.