FILOSOFI PANGGILAN 'BUNG'

Kata “Bung” kerap menjadi sebutan panggilan bagi kawan - kawan kami di Fokmad. Panggilan “Bung” juga ditemukan di Tanah Melayu, khususnya di negeri Pahang, dengan arti yang sama. Jika “Bang” lebih merupakan sebutan kekerabatan terhadap kakak, atau sebutan umum untuk menuakan seseorang, maka “Bung” justru berkesan menghapus jenjang itu. Dalam “Bung” terkandung sikap egalitarian, tanpa menanggalkan rasa hormat di antara penggunanya.

Dalam kondisi perang, “Bung” menemukan wataknya yang revolusioner, sehingga digunakan sebagai sapaan kebanggaan di antara para pejuang. Tak mengherankan, ketika “Bung” yang melekat pada nama para pejuang itu, diingat pula sebagai sebutan bagi pahlawan, seperti terpantul dari sajak Chairil Anwar, Krawang Bekasi yang berbunyi:
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno, menjaga Bung Hatta, menjaga Bung Sjahrir

Kata “Bung” pun menjadi keteguhan bangkit dan melawan! Pada saat itu, muncul poster yang terlukis sebagai gambar orang yang dirantai, tetapi rantai itu sudah putus. Lalu, seorang penyair, Chairil Anwar memberi kata :
“Boeng, ajo boeng.”

Dalam catatan sejarah perubahan, kaum muda memiliki peran dan andil yang sangat besar terhadap perubahan yang terjadi di Nusantara ini. Mereka berdeterminasi untuk memperjuangkan terwujudnya kesejahteraan rakyat. Namun demikian, jati diri pemudi-pemuda Indonesia yang ingin menjadi Agent of Change,Social of Control, & Moral of Force nampaknya sudah memudar.
Seperti yang dapat kita saksikan, kondisi bangsa saat ini penuh dengan berbagai persoalan kompleks.

Kini, sebutan “Bung” jarang terdengar sebagai panggilan publik bagi pemimpin kita. Sejarah kata “Bung” pun sama sekali tidak masuk ke bangku-bangku sekolah. Begitulah, “Bung” menguap seperti asap. Mungkin karena revolusi dirasa telah selesai, atau mungkin sebutan “Bung” memprasyaratkan penyandangnya berbuat sesuatu tanpa pamrih. Hal ini yang terasa langka pada masa sekarang. Mungkin juga, hubungan antara pemimpin dan rakyat cenderung semakin berjarak, sehingga tidak perlu sapaan lagi bagi seorang pemimpin.

Comments
0 Comments

0 comments:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html